Sabtu, 19 Januari 2013

Dua Macam Problema dalam Thinking is The Finding and Testing Of The Meaning

Berikut adalah paper halaqah saya di Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang...Namun masih terdapat kesalahan dalam paper ini berdasarkan penilaian pengasuh Prof.Dr.KH.Achmad Mudlor,S.H....


Dua Macam Problema dalam
Thinking is The Finding and Testing Of The Meaning

Paper Halaqoh
Disajikan pada tanggal 11 Januari 2013

Pembimbing:
Prof. DR. Kyai H. Ahmad Mudlor, S.H

Oleh:
Rizal Furqan Ramadhan
Mahasiswa Semester V
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang




Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
Januari 2013

A.    Pendahuluan
Alhamdulillah,segala puji kita aturkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat,taufik,dan hidayahnya para umat islam di dunia diberikan pencerahan,kenikmatan dalam menghadapi hidup setiap hari.Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan umat muslim yaitu Nabi Agung Muhammad SAW yang merupakan The Leader Of Moeslem karena atas jasa beliau umat islam menjadi berkembang sampai pada abad ini.

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan

Pada dasarnya, filsafat sangat penting bagi semua orang sebagai salah satu cara bagaimana seseorang mampu untuk berfikir secara kritis dan rasional dalam menyelesaikan suatu hal yang terjadi pada mereka.Kerangka berfikir yang diajarkan dalam filsafat sering digunakan oleh orang – orang hebat dalam melakukan penelitian mereka seperti para ilmuwan – ilmuwan.

Dalam paper ini, akan disajikan dua macam problema dari pernyataan “thinking is the finding and testing of the meaning” serta apa sebenarnya pengertian dari berfikir dan bagaimana pola berfikir menurut filsafat yang sering kita dengar selama ini. Apakah berfikir itu cukup dengan menggunakan otak ala kadarnya ataukah berfikir itu harus disertai dengan penelitian atau praktek lapangan terlebih dahulu.







B.     Pembahasan
Semua karakteristik manusia yang menggambarkan ketinggian dan keagungan pada dasarnya merupakan akibat dari  anugrah akal yang dimilikinya, serta pemanfaatannya untuk kegiatan berfikir, bahkan Tuhan pun memberikan tugas kekhalifahan (yang terbingkai dalam perintah dan larangan) di muka bumi pada manusia tidak terlepas dari kapasitas akal untuk berfikir, berpengetahuan, serta membuat keputusan untuk melakukan dan atau tidak melakukan yang tanggungjawabnya inheren pada manusia, sehingga perlu dimintai pertanggungjawaban. Aktifitas berpikir adalah proses yang dilakukan untuk menentukan langkah yang akan ditempuh.

Thinking berarti berfikir. Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide-ide yaitu proses simbolis contohnya. Kalau kita membayangkan suatu makanan yang tidak ada maka kita menggunakan ide (berpikir) atau simbol-simbol tertentu. Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide untuk membantu seseorang berpikir.

Thinking is the finding and testing of the meaning” yang berarti bahwa berfikir adalah menemukan dan menilai suatu pengertian. Pada dasarnya konsep ini merupakan konsep berfikir yang sering dijumpai oleh banyak orang.Berfikir bisa diartikan menemukan suatu pengertian atau pengetahuan yang benar atau kebenaran. Aktifitas menemukan suatu pengertian bisa dilakukan dengan cara melakukan penelitian atau mengamati suatu hal. Bila seseorang mengatakan bahwa dia sedang berfikir tentang sesuatu, ini mungkin berarti bahwa dia sedang membentuk gagasan umum tentang sesuatu, atau sedang menentukan sesuatu, atau sedang mempertimbangkan (mencari argumentasi) berkaitan dengan sesuatu tersebut. Cakupan proses berfikir menggambarkan bentuk substansi pencapaian kesimpulan, dalam setiap cakupan terbentang suatu proses (urutan) berfikir tertentu sesuai dengan substansinya. 

Thinking is the finding disini berarti bahwa seseorang berfikir dengan melakukan suatu metode ilmiah yang biasa digunakan oleh para ahli filsafat. Penggunaan metode ilmiah tertentu dalam kajian tertentu, dapat memudahkan ilmuan dan pengguna hasil keilmuannya untuk melakukan penelusuran. Aktifitas dalam melaksanakan metode ilmiah dilakukan secara terus menerus untuk mencapai pada apa yang disebutnya benar.

Thinking is the testing of meaning merupakan kegiatan untuk menilai pengertian ,apakah pengertian yang diciptakan sesuai dengan aturan berfikir sehingga menghasilkan pemikiran yang tepat dan benar. Berfikir selalu menghubungkan sesuatu pengertian dengan pengertian yang lain. Karena pengertian itu mungkin dinyatakan dengan kata, maka boleh dirumuskan, bahwa berfikir itu mengatakan sesuatu terhadap sesuatu.  Sehingga bahasa erat kaitannya dengan kemampuan berfikir, sebab banyak bahasa yang sulit dimengerti serta banyak pengertian yang sulit dibahasakan.

Sehingga dari kesemua penjelasan tersebut bisa diperoleh 2 problema yakni,objek berfikir serta tujuan berfikir.

a)      Objek Berfikir
Berfikir selalu ada objeknya[1].Dalan dunia ilmu pengetahuan dikenal dengan objek material dan objek formal.Objek material terdiri dari 2 yakni objek kealaman dan objek kejiwaan.Objek kealaman terdiri dari tumbuhan, hewan dan manusia.Sedangkan objek kejiwaan berarti manusia yang ditinjau dari tingkah lakunya baik politik, social, ekonomi, budaya.

Adanya bermacam – macam objek menimbulkan berbagai macam teknik dan aturan berfikir. Aturan berfikir biasanya dibahas dalam ilmu pengetahuan logika.Masing – masing ilmu pengetahuan memiliki logika sendiri – sendiri dan logika tersebut adalah metodenya. Jadi setiap objek ilmu pengetahuan memilki metode berfikir tersendiri.

b)     Tujuan Berfikir
Berfikir bagi manusia pada umumnya pasti ada tujuannya. Berfikir bagi manusia bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan[2]. Pengetahuan yang dimaksud merupakan pengetahuan yang benar dan atau yang baik ataupun yang indah. Kebenaran bentuk diperoleh melewati logika formal, sedangkan kebenaran isi dapat diperoleh melewati logika material. Dalam mencapai tujuan berfikir dipengaruhi juga oleh berbagai factor, terutama factor potensi – potensi yang mendasari proses berfikir seperti keyakinan, pendirian, ilham dan lain - lain. Dari pada itu ternyata banyak cara yang dapat ditempuh dalam membuktikan tujuan berpikir. Seseorang yang berfikir harus memilih, membentuk dan mengembangkan metode yang dipakai dalam mencapai tujuan berfikir.

C.    Penutup

Problema objek dan tujuan berfikir sangatlah mempengaruhi pola berfikir manusia. Adanya objek membuat proses pemikiran manusia menjadi lebih terarah serta memiliki metode – metode tertentu dalam penentuan pemikiran terhadap suatu ilmu yang sedang ditelaah.Tujuan berfikir membuat manusia lebih mudah mencapai pemahaman terhadap ilmu pengetahuan karena dengan tujuan yang jelas maka perolehan ilmu pengetahuan yang ditelaah akan semakin mudah dikuasai.








DAFTAR RUJUKAN
Mudlor,Ahmad.2003.Filsafat Ilmu Pengetahuan.Surabaya:Rayyan Al-Baihaqi Press

Suriasumantri, Jujun. 2010. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sumadi. 2010. Filsafat Ilmu Pengantar Konsep dan Analisis. Ciamis: Institut Agama Islam Darussalam.



[1] Mudlor,Ahmad.Filsafat Ilmu Pengetahuan.hal.33
[2] Mudlor,Ahmad.Filsafat Ilmu Pengetahuan.hal.34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar