Dua Macam Problema dalam
Thinking is The Finding and Testing Of The Meaning
Paper Halaqoh
Disajikan pada tanggal 11 Januari
2013
Pembimbing:
Prof. DR. Kyai H. Ahmad Mudlor, S.H
Oleh:
Rizal Furqan Ramadhan
Mahasiswa Semester V
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang
Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
Januari 2013
A. Pendahuluan
Alhamdulillah,segala
puji kita aturkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat,taufik,dan
hidayahnya para umat islam di dunia diberikan pencerahan,kenikmatan dalam
menghadapi hidup setiap hari.Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan umat muslim yaitu Nabi Agung Muhammad SAW yang merupakan The Leader
Of Moeslem karena atas jasa beliau umat islam menjadi berkembang sampai pada
abad ini.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang
yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat
juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas
dan menyeluruh dengan segala hubungan
Pada
dasarnya, filsafat sangat penting bagi semua orang sebagai salah satu cara
bagaimana seseorang mampu untuk berfikir secara kritis dan rasional dalam
menyelesaikan suatu hal yang terjadi pada mereka.Kerangka berfikir yang
diajarkan dalam filsafat sering digunakan oleh orang – orang hebat dalam
melakukan penelitian mereka seperti para ilmuwan – ilmuwan.
Dalam
paper ini, akan disajikan dua macam problema dari pernyataan “thinking is the
finding and testing of the meaning” serta apa sebenarnya pengertian dari
berfikir dan bagaimana pola berfikir menurut filsafat yang sering kita dengar
selama ini. Apakah berfikir itu cukup dengan menggunakan otak ala kadarnya
ataukah berfikir itu harus disertai dengan penelitian atau praktek lapangan
terlebih dahulu.
B. Pembahasan
Semua karakteristik manusia yang
menggambarkan ketinggian dan keagungan pada dasarnya merupakan akibat
dari anugrah akal yang dimilikinya, serta pemanfaatannya untuk kegiatan
berfikir, bahkan Tuhan pun memberikan tugas kekhalifahan (yang terbingkai dalam
perintah dan larangan) di muka bumi pada manusia tidak terlepas dari kapasitas
akal untuk berfikir, berpengetahuan, serta membuat keputusan untuk melakukan
dan atau tidak melakukan yang tanggungjawabnya inheren pada manusia, sehingga
perlu dimintai pertanggungjawaban. Aktifitas
berpikir adalah proses yang dilakukan untuk menentukan langkah yang akan ditempuh.
Thinking berarti berfikir. Berpikir
adalah tingkah laku yang menggunakan ide-ide yaitu proses simbolis contohnya.
Kalau kita membayangkan suatu makanan yang tidak ada maka kita menggunakan ide
(berpikir) atau simbol-simbol tertentu. Berpikir adalah tingkah laku yang
menggunakan ide untuk membantu seseorang berpikir.
“Thinking is the finding and testing of the meaning”
yang berarti bahwa berfikir adalah menemukan dan menilai suatu pengertian. Pada
dasarnya konsep ini merupakan konsep berfikir yang sering dijumpai oleh banyak
orang.Berfikir bisa diartikan menemukan suatu pengertian atau pengetahuan yang benar atau kebenaran. Aktifitas menemukan
suatu pengertian bisa dilakukan dengan cara melakukan penelitian atau mengamati
suatu hal. Bila seseorang mengatakan bahwa dia sedang berfikir tentang
sesuatu, ini mungkin berarti bahwa dia sedang membentuk gagasan umum tentang
sesuatu, atau sedang menentukan sesuatu, atau sedang mempertimbangkan (mencari
argumentasi) berkaitan dengan sesuatu tersebut. Cakupan proses berfikir
menggambarkan bentuk substansi pencapaian kesimpulan, dalam setiap cakupan
terbentang suatu proses (urutan) berfikir tertentu sesuai dengan substansinya.
Thinking
is the finding disini berarti bahwa seseorang berfikir dengan melakukan suatu
metode ilmiah yang biasa digunakan oleh para ahli filsafat. Penggunaan
metode ilmiah tertentu dalam kajian tertentu, dapat memudahkan ilmuan dan
pengguna hasil keilmuannya untuk melakukan penelusuran. Aktifitas dalam
melaksanakan metode ilmiah dilakukan secara terus menerus untuk mencapai pada
apa yang disebutnya benar.
Thinking is the testing of meaning merupakan kegiatan untuk menilai
pengertian ,apakah pengertian yang diciptakan sesuai dengan aturan berfikir
sehingga menghasilkan pemikiran yang tepat dan benar. Berfikir selalu
menghubungkan sesuatu pengertian dengan pengertian yang lain. Karena pengertian
itu mungkin dinyatakan dengan kata, maka boleh dirumuskan, bahwa berfikir itu
mengatakan sesuatu terhadap sesuatu. Sehingga bahasa erat kaitannya dengan
kemampuan berfikir, sebab banyak bahasa yang sulit dimengerti serta banyak
pengertian yang sulit dibahasakan.
Sehingga dari kesemua penjelasan
tersebut bisa diperoleh 2 problema yakni,objek berfikir serta tujuan
berfikir.
a) Objek Berfikir
Berfikir selalu ada objeknya[1].Dalan
dunia ilmu pengetahuan dikenal dengan objek material dan objek formal.Objek
material terdiri dari 2 yakni objek kealaman dan objek kejiwaan.Objek kealaman
terdiri dari tumbuhan, hewan dan manusia.Sedangkan objek kejiwaan berarti manusia
yang ditinjau dari tingkah lakunya baik politik, social, ekonomi, budaya.
Adanya bermacam – macam objek menimbulkan berbagai macam
teknik dan aturan berfikir. Aturan berfikir biasanya dibahas dalam ilmu
pengetahuan logika.Masing – masing ilmu pengetahuan memiliki logika sendiri –
sendiri dan logika tersebut adalah metodenya. Jadi setiap objek ilmu
pengetahuan memilki metode berfikir tersendiri.
b) Tujuan Berfikir
Berfikir bagi manusia pada umumnya pasti ada tujuannya.
Berfikir bagi manusia bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan[2].
Pengetahuan yang dimaksud merupakan pengetahuan yang benar dan atau yang baik
ataupun yang indah. Kebenaran bentuk diperoleh melewati logika formal,
sedangkan kebenaran isi dapat diperoleh melewati logika material. Dalam mencapai
tujuan berfikir dipengaruhi juga oleh berbagai factor, terutama factor potensi
– potensi yang mendasari proses berfikir seperti keyakinan, pendirian, ilham
dan lain - lain. Dari pada itu ternyata banyak cara yang dapat ditempuh dalam
membuktikan tujuan berpikir. Seseorang yang berfikir harus memilih, membentuk
dan mengembangkan metode yang dipakai dalam mencapai tujuan berfikir.
C. Penutup
Problema objek dan tujuan berfikir
sangatlah mempengaruhi pola berfikir manusia. Adanya objek membuat proses pemikiran
manusia menjadi lebih terarah serta memiliki metode – metode tertentu dalam
penentuan pemikiran terhadap suatu ilmu yang sedang ditelaah.Tujuan berfikir
membuat manusia lebih mudah mencapai pemahaman terhadap ilmu pengetahuan karena
dengan tujuan yang jelas maka perolehan ilmu pengetahuan yang ditelaah akan
semakin mudah dikuasai.
DAFTAR RUJUKAN
Mudlor,Ahmad.2003.Filsafat Ilmu
Pengetahuan.Surabaya:Rayyan Al-Baihaqi Press
Suriasumantri, Jujun. 2010. Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sumadi. 2010. Filsafat
Ilmu Pengantar Konsep dan Analisis. Ciamis: Institut Agama Islam
Darussalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar